Cegukan dapat terjadi ketika otot diafragma yang memisahkan dada dari perut dan otot interkostal (otot di antara tulang rusuk) tiba-tiba dan tanpa sadar berkontraksi dan menyebabkan penutupan cepat dari pita suara. Kondisi ini menghasilkan suara seperti "hiks" di bagian tenggorokan. Cegukan dalam dunia medis dikenal dengan istilah singultus, yang merupakan sebuah refleks dan tidak dapat dikendalikan. Dalam kebanyakan kasus, cegukan bukanlah hal yang serius dan berlangsung hingga beberapa menit saja.
Cegukan pada Bayi
Bayi bisa mengalami cegukan saat berusia kurang dari 12 bulan, yang normalnya akan berhenti dalam 5-10 menit. Cegukan pada bayi diduga bisa terjadi karena menyusu terlalu banyak, menyusu terburu-buru atau menelan udara saat makan, sehingga lambung terisi gas dan mengembang. Lambung bisa bergesekan dengan diafragma dan memicu kontraksi otot diafragma.
Lalu, apa yang harus Anda lakukan bila bayi cegukan?
Cegukan yang merupakan reflek bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan dan tidak akan mengganggu bayi, selama cegukan berhenti dalam beberapa menit. Berbeda dengan orang dewasa, bayi masih dapat tertidur nyenyak walaupun ia cegukan. Cegukan juga tidak memengaruhi pernapasan bayi, sehingga Anda tidak perlu menyusui atau memberinya minum air putih ketika ia cegukan. Namun, bila Anda merasa bahwa ini dapat mengganggu bayi, maka inilah yang bisa Anda lakukan untuk menghentikan cegukan pada bayi.
Menyendawakan bayi
Bayi mungkin mengalami cegukan sesaat setelah selesai menyusu. Untuk menghentikan cegukan dan mencegah gumoh, Anda bisa menyendawakannya sehingga kelebihan gas di dalam perut bayi bisa keluar. Anda dapat memijat atau menepuk pelan punggung bayi saat mereka cegukan.
American Academy of Pediatrics bahkan merekomendasikan untuk menyendawakan bayi yang menyusu melalui botol tidak hanya setelah bayi selesai minum, namun secara bertahap terutama bila bayi menyelesaikan 60-90 ml susunya. Sedangkan bayi yang menyusu ASI harus disendawakan sebelum berpindah menyusu ke payudara lainnya.
Memberikan Empeng
Bila cegukan muncul bukan setelah menyusu, maka Anda bisa memberikannya empeng untuk dihisap oleh bayi. Empeng akan membantu diafragma lebih rileks sehingga cegukanpun berhenti.
Memastikan Perlekatan Bayi Tepat
Perlekatan yang kurang sempurna selain menyebabkan puting lecet juga dapat membuat bayi menelan lebih banyak udara. Perlekatan yang sempurna ditandai dengan tidak adanya suara berdecap saat bayi menyusu.
Mengubah Posisi Menyusui
Untuk mencegah bayi cegukan, seorang dokter bernama Kylie Liermann, DO, seperti dilansir Cleveland Clinic menyarankan agar Anda mengubah posisi menyusui dengan menempatkan bayi lebih tegak. Sangga bayi dengan bantal sehingga mereka tidak menelan terlalu banyak udara saat menyusu.
Apabila bayi mengalami cegukan lebih dari berjam-jam sebaiknya bawa bayi Anda berkunjung ke dokter dan mendapat pemeriksaan. Cegukan juga salah satu tanda GERD yang dapat menyebabkan asam lambung naik kembali ke kerongkongan. GERD pada bayi biasanya juga disertai gejala lain seperti batuk, muntah, rewel dan menangis, serta menarik punggungnya ke belakang saat menyusu atau setelah menyusu. Saat tanda-tanda ini tampak pada bayi, segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Wells, D. (2020). How Can I Cure My Newborn’s Hiccups?. Available from: https://www.healthline.com/health/childrens-health/newborn-hiccups?utm_source=ReadNext
Cleveland Clinic (2021). Here’s What to Do When Your Baby Has the Hiccups. Available from: https://health.clevelandclinic.org/heres-what-to-do-when-your-baby-has-the-hiccups/
Burgess, L. (2021). How to stop hiccups in newborns. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/321932
Prenancy Birth&Baby (2020). Hiccups. Available from: https://www.pregnancybirthbaby.org.au/hiccups